Jumat, 17 Juni 2016

PSIKOTERAPI (TUGAS KE4)

1. Bagaimana cara terapis untuk menjelaskan tujuan dari terapi perpektif integratif sehingga dapat membantu konseli mengembangkan integritasnya pada level tertinggi, ditandai dengan aktualisasi diri dan integritas yang memuaskan? (jelaskan dengan contoh)

jawab
Mr A adalah seorang pria lajang berusia 35 tahun yang telah mengikuti sesi psikoterapi karena menderita gangguan distimikselama beberapa tahun. Setelah dilakukan eksplorasi dan interpretasi secara sadar, ditemukan faktor penyebab depresi. Ternyata Mr. A tidak pernah bisa menerima perpisahannya dengan orang tuanya yang terjadi ketika dirinya berusia sekitar 20 tahun. Pada saat itu, ia telah meninggalkan karir yang menguntungkan di industri keuangan untuk menjadi guru sekolah tinggi. Keputusan ini sangat memuaskan baginya secara emosional dan interpersonal, tetapi bagi orang tuanya hal ini merupakan kekecewaan besar dan pengkhianatan. Setelah mencoba untuk memperbaiki hubungandan hanya menerima terus kemarahan dan kritik dari orang tuanya, Mr A akhirnya berhenti bertemu dan berbicara kepada mereka.Sejauh klien sadar, ia telah melupakan sakit hati nya, kemarahan, dan kerinduan untuk kontak dengan keluarganya.

2. bagaimana cara memilih metodeyang tepat untuk memilih teknik yang akan dilakukan dalam melakukan terapi bermain? (jelaskan dengan contoh)
Alexsa, anak berumur 4 tahun, kedua orang tuanya sering berdebat di depan alexsa sehingga alexsa sering menangis, lama kelama-an alexsa tidak ingin berbicara karena kedua orang tuanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing. sudah 2bulan alexsa tidak ingin berbicara nenek nya yang kasihan melihat cucunya membawa alexsa ke psikiater, psikiater menyarankan alexsa untuk terapi pasir, alexsa membuat sebuah adegan dimana ayah dan ibunya bertengkar dan alexsa mengambarkan dirinya sedang berjongkok, sambil menangis, terapis melihat bahwa alexsa merasa sedih melihat pertengkarang kedua orang tuanya sehingga ia tidak ingin berbicara.

3. bagaimana cara yang paling efektif yang harus dilakukan terapis dalam metode terapi keluarga? ((jelaskan dengan contoh))

jawab
Pak alex memiliki seorang putra sebut saja namanya rangga, rangga seharusnya sudah berada di kelas 5 SD, tetapi rangga tidak naik kelas karena saat masih berada dikelas satu rangga sulit untuk membaca dan menulis sehingga membuat sang guru merasa kewalahan, kedua orang tua rangga merasa malu karena anaknya tidak naik kelas, dirumah rangga selalu dimarahi oleh ibunya karena ketika diajari menulis tulisan rangga terbalik atau ketika mengucapkan suatu kalimat ada kata yang hilang karena selalu dimarahi oleh kedua orang tuanya rangga tidak mau bersekolah, rangga akhirnya tidak mau berbicara kepada siapapun, karena merasa khawatir karena anaknya tidak mau bebicara ibunya membawa kwrumah sakit dan menemui psikiater, setelah mengetahui bahwa rangga mengalami diseleksia, psikiater itu mencoba berbagai cara agar rangga untuk berbicara, setelah rangga mulai mau berbicara, dan mengetahui bahwa rangga selalu dimarahi dan tidak mendapatkan dukungan sosial dari orang sekitarnya, kedua orang tua rangga disaran kan untuk mengikuti terapi keluarga, yang tujuannya utnuk memberikan pemahaman tentangf penyakit diseleksia sehingga mereka kedepannya akan tau cara yang terbaik untuk mengasuh, dan memberi pemahaman kepada rangga.

Kamis, 09 Juni 2016

PSIKOTERAPI (TUGAS 3)


1. Jelaskan metode transaksional analisis dalam penetapan teraphy nya!

Jawab :
Analisis Transaksional adalah suatu pendekatan psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional.
Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru,guna kemajuan hidupnya sendiri. dapat dipergunakan untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan.
Tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam prosesterapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien atau proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dankeputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.

2. Jelaskan perbandiangan terapi individu dan terapi kelompok!

Jawab :
Terapi kelompok dapat dilakukan bersama-sama dengan klien yang memiliki permasalahan yang sama, lebih murah, dukungan sosial lebih banyak dari sesama klien yang memiliki permasalahan tersebut. terapi individu, lebih private.

3. Jelaskan metode terapi rasional emotif dalam penerapannya!

Jawab :
Pandangan yang penting dari teori rational emotif adalah konsep bahwa banyak perilaku emosional individu yang berpangkal pada “selftalk” atau internalisasi kalimat-kalimat, yaitu orang yang mengatakan kepada dirinya sendiri tentang pikiran dan emosi yang bersifat negatif. Neurosis adalah pikiran dan tingkah laku irasional. Gangguan-gangguan emosional berakar pada masa kanak-kanak, tetapi dikekalkan melalui reindoktrinasi sekarang. Sistem keyakinan adalah penyebab masalah-masalah emosional. Oleh karenanya, klien ditantang untuk menguji kesasihan keyakinan-keyakinan tertentu. Metode ilmiah diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Pendekatan ini menggunakan prosedur yang beragam seperti mengajar, membaca, “pekerjaan rumah”, dan penerapan metode ilmiah logis bagi pemecahan masalah. Teknik-teknik dirancang untuk melibatkan klien ke dalam evaluasi kritis atas filsafat hidupnya. Diagnosis yang spesifik dibuat. Terapis menafsirkan, bertanya, menggali, menantang, dan mengkonfrontasikan klien.

4. Jelaskan metode terapi perilaku dalam penerapannya!

Jawab :
Terapi perilaku adalah penggunaan prinsip dan paradigma belajar yang ditatpkan secara eksperimental untuk mengatasi perilaku tidak adaptif. Dalam prakteknya, terapi perilaku adalah penekanan pada analisis perilaku untuk menguji secara sistematik hipotesis mana terapi didasarkan.
pada Classical Conditioning, Operant Conditioning, Modeling.terapi prilaku bisa diterapkan secara luas pada terapi individual dan kelompok, lembaga-lembaga, sekolah-sekolah dan situasi-situasi belajar lainnya. Terapi tingkah laku adalah pendekatan pragmatis yang berlandaskan kesasihan ekseprimental atas hasil-hasil, kemajuan bisa ditaksir dan teknik-teknik baru bisa dikembangkan.
Metode Behavior Therapy, Menurut Krumboltz (dalam Surya, 2003) mengemukakan bahwa terdapat empat metode dalam terapi behavior, yaitu:

a. Operant Learning
Dalam metode ini yang penting adalah penguatan yang dapat menghasilkan perilaku yang diharapkan, serta pemanfaatan situasi diluar klien yang dapat memperkuat perilaku klien yang dikehendaki.

b. Unitative Learning atau Social Modeling
Dalam metode ini yang penting adalah perlunya konselor merancang perilaku adaptif yang dapat dijadikan model bagi klien, baik dalam bentuk rekaman, pengajaran berprogram, video. Film, biografi atau model.

c. Cognitive Learning
Metode ini lebih banyak menekankan pentingnya aspek perubahan kognitif klien. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan melalui pengajaran secara verbal, kontrak antara konselor dengan klien dan bermain peran

d. Emotional Learning
Metode ini diterapkan untuk individu yang mengalami kecemasan, melalui penciptaan situasi rileks dengan menghadirkan rangsangan yang menimbulkan kecemasan bersama dengan situasi rangsangan yang menimbulkan kesenangan, sehingga secara berangsur kecemasan tersebut berkurang dan akhirnya dapat dihilangkan.