Selasa, 19 Mei 2015

TUGAS KESEHATAN MENTAL 3

HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN SOSIAL SUPPORT
(tugas kesehatan mental 3)




Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan), kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah, baik ringan maupun berat. Pada saat-saat seperti itu seseorang akan mencari Social Support dari orang-orang di sekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan di cintai.

Seperti yang sudah diketahui Kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Oleh karena itu kesehatan mental adalah hal yang sangat mahal dan mewah karena kesehatan mental tersebut lebih berharga dari apapun atau uang sekalipun. Kesehatan mental sendiri jika dikaitkan dengan social support sebagai berikut.

Social Support sangat dibutuhkan oleh seluruh manusia, dengan adanya social support, seseorang dapat memenuhi kebutuhan individu sehingga tidak merasa sendirian, ada orang lain yang terus mendukung seluruh usaha dan kerja kerasnya. Social support juga berkaitan dengan suatu kelompok, suatu individu akan mencari kelompok yang merasa koheren dengannya, dengan begitu individu tersebut merasa diterima oleh masyarakat.
Adapun kesehatan mental yang jika dikaitkan dengan social support, yaitu dengan melihat tingkat stress seseorang. Seseorang yang rentan mengalami stress, dan depresi berarti bisa dibilang social supportnya rendah. Akan tetapi ada bukti melalui sebuah penelitian individu yang memiliki teman-teman yang akrab sangat kurang mengalami depresi jika mereka sedang stress. Namun perlu diperhatikan juga bahwa tidak hanya banyaknya teman yang dimiliki individu yang akan mempengaruhi kemungkinan depresi, tetapi yang terpenting adalah kualitas dari hubungan tersebut.
Bisa disimpulkan individu yang memiliki social support yang tinggi akan terjaga kesehatan mentalnya karena mereka lebih percaya diri, dan tidak rentan mengalami stress dan depresi. Individu tersebut akan lebih mudah mengekspresikan dirinya, dengan lingkungannya. Biasanya juga individu tersebut akan memiliki tingkat kognitif yang tinggi sehingga bisa berfikir dengan bagus secara kognitif atau abstrak. Bukan hanya itu jika kesehatan mental individu itu terjaga, maka individu tersebut pasti lebih mudah dalam mengatur seluruh emosinya dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Sarlito, W. Meinarno, Eko,A. (2009). Psikologi Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika

Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan mental 2.Yogyakarta: Kanisius

TUGAS KESEHATAN MENTAL 2

FENOMENA DEPRESI
(tugas kesehatan mental ke 2)




KASUS


RNA (15), seorang siswi SMP juga nekad gantung diri di rumahnya dikarenakan kecewa berat sama sang pacar. 

Analisis kasus :

  Seperti yang kita ketahui masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial. Kehidupan yang penuh stres pada saat ini seperti dapat menyebabkan remaja mengalami depresi. Perlu diketahui bahwa remaja pun bisa kena depresi dan kalau tidak diatasi, episode depresi dapat berlanjut hingga remaja tersebut dewasa. Tetapi yang paling membahayakan dari depresi adalah munculnya ide bunuh diri atau melakukan usaha bunuh diri. Hinton (1989) mengatakan bahwa meskipun depresi yang diderita tidak parah namun risiko untuk bunuh diri tetap ada.

Dari contoh kasus diatas dan penjelasan singkat diatas kita dapat mengetahui bahwa remajapun sangat rentan mengalami perasaan deprsei. Hal ini bisa terjadi karena faktor lingkungan yang kurang baik untuk pertumbuhan remaja, pola asuh yang diterapkan oleh kedua orang tua, beban pelajaran yang semakin meningkat, teman-teman sebaya, kedekatan dengan orang tua mereka dll.

Kasus Rna nekad gantung diri karena perasaan kecewanya kepada sang kekasih. Meskipun tidak begitu jelas dibalik alasan RNA kecewa kepada kekasihnya, banyak kemungkinan mengapa RNA merasa kecewa kepada pacarnya. mungkin bisa dikarenakan hormon remaja RNA yang masih labil sehingga saat RNA mendapatkan informasi yang belum tentu kebenarannya. Rna tidak mencerna informasinya terlebih dahulu dan langsung mempercayai informasi tersebut, keadaan lingkungan yang kurang kondusif, dan pengawasan orang tua yang kurang.

Hal ini tidak akan menjadi sangat serius jika RNA dapat menceritakan masalah yang dialaminya kepada orang tua atau seseorang yang lebih matang pemikirannya dibandingkan RNA, Sehingga beban yang dimiliki RNA bisa lebih berkurang.  

TEORI
  • Pengertian depresi, Depresi merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam berpikir, menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas, dll
  • peyebab kesehatan mental pada remaja :
1.Faktor biologis, seperti: genetika, ketidak seimbangan kimiawi      dalam tubuh menderita penyakit kronis, dan kerusakan system          syaraf pusat.
2.Faktor psikologis, misalnya: frustasi, konflik, terlalu              pesimis, kurang mendapat atau bahkan tidak mendapat kasih            sayang, dan kurang mendapat pengakuan dari kelompok.
3.Faktor lingkungan, seperti: merebaknya film-film porno, film        bertema kejahatan dan pornoaksi, mudahnya mendapatkan minuman        keras, obat-obatan terlarang, mudahnya mendapatkan alat              kontrasepsi yang tidak terkontrol, majalah porno, kehidupan          hedonistik, materialistik, merebaknya premanisme, kurang            kontrol sosial, salah berteman, dan sebagainya.
  • Gangguan Perilaku,yaitu :
1. Mengkonsumsi alkohol atau obat-obat terlarang
2. Suka mengganggu hak-hak orang lain atau melanggar hukum
3. Melakukan perbuatan yang dapat mengancam kehidupannya sendiri
4. Secara kontiniu melakukan diet atau memiliki obsesi untuk           memiliki tubuh yang langsing.
5. Menghindar dari persahabatan atau senang hidup sendiri.
  • Gejala umum yang dialami saat depresi:
1. Merasa bersalah, tidak berguna, membenci diri sendiri
2. Putus asa dan ataupesimis
3. Kelelahan, energi menurun, kepayahan sepanjang hari
4. Sulit untuk berkonsentrasi, mengingat detail dan mengambil
   keputusan.
5. Insomnia, terbangun dini hari, atau berlebihan tidur
6. Makan berlebihan, atau kehilangan nafsu makan
7. Kehilangan minat pada aktifitas yang biasanya digemari
8. Perasaan sedih yang persisten, murung, dan/atau merasa
   'kosong'
9. Tampak tidak semangan menjalani hidup
10.Pernah berpikir dan atau ingin bunuh diri
  • Beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi depresi pada remaja, yaitu:
1. membantu remaja yang sedang bermasalah untuk memperbaiki            distorsi kognitif dalam memandang diri dan masa depan sehingga      akan memunculkan suatu kekuatan dari dalam dirinya bahwa            dirinya mampu untuk mengatasi masalah tersebut
2. membantu remaja memahami, mengidentifikasi perasaan, mening-        tkan rasa percaya diri, meningkatkan kemampuan untuk                berinteraksi dengan orang lain dan mengatasi konflik yang            sedang dialami.

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piage tmerupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan.


Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi.

DAFTAR PUSTAKA
Richard P.Halgin & Whitbourne. 2011. Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Humanika.
Gerald C.Davison dkk. 2010. Psikologi Abnormal. Jakarta : Rajawali pers
Bimo Walgito. 1989. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Penerbir Andi
http://www.kawankumagz.com/read/kasus-depresi-berujung-bunuh-diri-tahun-20141